Post by kapitan on Apr 4, 2009 14:33:36 GMT 9
Tali
Tali adalah seutas serat, dipilin atau dianyam bersama untuk meningkatkan kekuatan bagi menarik dan menyambung. Ia mempunyai kekuatan tegangan tetapi terlalu lentur untuk memberikan kekuatan mampatan (contohnya, ia boleh digunakan bagi menarik, bukan menolak). Tali lebih tebal dan kukuh berbanding benang, atau akar.
Bahan yang biasa digunakan bagi menghasilkan tali termasuk serat semula jadi seperti gentian Manila, hem, linen, kapas, sabut, jut dan sisal. Serat buatan dalam penghasilan tali termasuklah polipropilena, nilon, poliester (contoh. PET, Vectran), polietilena (contoh. Spectra) dan Aramid (contoh. Twaron, Technora dan Kevlar). Sesetengah tali dihasilkan melalui campuran beberapa serat atau menggunakan serat ko-polimer. Tali juga boleh dibuat dari serat logam. Selain itu, tali juga telah dihasilkan dari bahan berserat seperti sutera, bulu biri-biri, dan rambut, tetapi tali sedemikian tidak didapati secara meluas. Rayon merupakan serat dikitar yang digunakan bagi menghasilkan tali hiasan.
Tali adalah amat penting dalam bidang seperti pembinaan, pelautan, pengembaraan, sukan dan perhubungan dan semenjak zaman prasejarah lagi. Untuk mengikat tali, sejumlah besar simpulan telah direka bagi pelbagai kegunaan. Takal telah digunakan bagi mengarah kuasa tarikan ke arah lain, dan mungkin telah digunakan bagi mencipta kelebihan mekanikal, membenarkan beberapa utas tali bagi berkongsi beban dan menggandakan kekuatan yang diberikan pada hujungnya. Win dan kapstan pula merupakan mesin yang direka untuk menarik tali.
Tali merupakan peralatan dasar dan tak terpisahkan dalam berbagai kegiatan mountaineering, baik yang tak mempunyai risiko tinggi seperti berkemah atau mendaki gunung, sampai kegiatan yang menuntut tingkat keselamatan (safety procedure) seperti panjat tebing, explorasi gua, merintasi sungai atau olahraga lainnya. Dalam banyak hal nyawa kita akan sangat tergantung dari cara kita merawat dan menggunakan tali. Tali tidak bekerja sendiri dalam melindungi dan memberikan rasa selamat (safety) kepada kita dalam melakukan suatu kegiatan, tetapi merupakan mata rantai dalam rangkaian keselamatan bagi kita. Mata rantai lainnya adalah simpul, carabineer, harness, alat belaying dan sebagainya.
JENIS TALI
1.Serat Alam
Dibuat dari bahan yang diperoleh dari alam, seperti serat tumbuhan, daun atau kulit kayu. Jenis tali ini sudah jarang digunakan oleh penggiat alam. Contoh jenis tali ini antara lain Abaca (serat manila)
2.Serat Buatan
- BRAID ROPE
Umumnya dibuat dari pilinan tiga tali yang merupakan hasil pilinan pula
Kelebihannya :
- Tahan terhahadap hakisan atau haus
-Mempunyai daya lentur (elastic)yang tinggi (sekitar 40%)
-Dalam keadaan darurat tali ini dapat diurai menjadi tiga bagian, yang bila disambung dapat menjadi tiga kali panjang semula
Kekurangannya:
-Setelah pemakain yang cukup lama, cenderung menjadi kaku
-Mudah melintir bila dipakai untuk descending mempergunakan alat (descend)
-Debu dan kerikil halus mudah melekat pada tali, sehingga dapat juga merosak alat
lainnya
- KERNMANTLE
Adalah jenis tali yang dibuat dari bahan Nylon, terdiri dari dua bagian, bagian dalam (core) disebut kern dan bagian luar disebut mantle, dan berfungsi melindungi tali bagian dalam. Jenis tali ini dinamakan Kernmatle. Umum yang dipakai berdiameter 7,6 mm – 11 mm.
a.Jenis Kernmantle
i. Dinamik
Jenis tali ini akan meregang beberapa peratus apabila dibebani (misal; 6,5 ٪ pada beban lurus seberat 80 kg). tali ini dibuat degan kelenturan yang cukup tinggi untuk menahan hentakan sekaligus meminimumkan kecederaan. Bayangkan bila anda jatuh 20 kaki saat memanjat meggunakan tali tanpa daya lentur, pasti tulang belakang anda patah. Penggunaan utama tali dinamik adalah untuk memanjat (lead climbing). Walapun ini bisa digunakan untuk rappelling, top rope and hauling (mengangkat barang) tetapi akan cepat merosak tali.
- Bahagian dalamannya dianyam, bagian luarnya dianyam cukup renggang, sehinggan mempunyai daya lentur (yoyo effect) cukup tinggi (25 %)
- Kekutatan tali bergantung dari diameternya dan beban pemakainnya
- Umumnya digunakan sebgai tali panjat atau backup belay
- Umumnya berwarna cerah dan bercorak
- Untuk pemakai satu tali (Single Rope Tehnique) berdiameter 9,4 – 11mm, pemakaian dua tali 8,1 – 9,1 mm dan pemakaian rangkap dua 7,6 – 9,1 mm.
Selain itu, kita juga harus mengetahui beberapa hal yang amat penting. yaitu ;
- Kiraan Impact Force (tested by UIAA)
- Jumlah Fall Rating. Fall Rating adalah batasan berapa kali tali menahan beban jatuh. Standard UIAA adalah 5, tetapi banyak jenis tali yang mempunyai fall rating antara 10-12. Adalah penting mendata setiap kali tali menahan beban jatuh.
- Jumlah Bobbin nya (jumlah tali yang telah disulam pada bagian dalamanya)
-Jenis dan diameter tali
Jenis dan diameter tali juga berkaitan dengan kegiatan yang kita lakukan, namun diameter suatu tali bukanlah ukuran kekuatan tali tersebut, lebih kecil diameternya,maka akan lebih ringan. Umumnya tali yang ringan amat berguna apabila melakukan pemanjatan yang sukar dengan route yang tinggi.
Single Rope, dipakai secara tunggal. Dalam teknik belaying, umumnya belayer akan memakai alat belaying untuk satu tali (Single Rope Technique). Diameter bermula dari 9,4 mm –11 mm.
Half / Double Rope. Dua tali berbeza dengan diameter sama dimana satu utas tali dikaitkan secara terpisah pada runners yang berlawanan, ini bertujuan agar salah satu tali berfungsi sebagai back-up, jika tali satunya gagal berfungsi dengan sempurna. Tali ini digunakan untuk route dimana posisi hanger/runners longgar, kurang selamat, route yang berbahaya, atau jenis batuan yang tajam. Berdiameter 8,1 – 9,1 mm
Twin Rope. Dua tali yang berbeza dengan diameter sama. Dipakai dengan dikaitkan pada runners secara ganda. Umumnya digunakan pada ekspedisi pemanjatan dengan route yang cukup tinggi atau panjang (multi picth climbing). Berdiameter mulai 7,6 mm – 9,1 mm
ii. Statik
Tali statik mempunyai daya lentur yang sangat kecil, tidak banyak meregang apabila dibebani. Jenis tali ini tidak boleh untuk keselesaan pemanjat (lead climbing). Penggunaan utamanya adalah untuk teknik rappelling/abseiling, jummaring/ jugging, ataupun hauling.
- Bagian dalamnya tidak dianyam, bagian luar rapat, sehingga daya elasticnya kecil (10 %)
- Kuat, untuk batas tertentu sesuai dengan petunjuk penggunaan,
- Biasanya digunakan untuk rapplling, jummaring dan hauling.
- Umumnya berwarna dasar putih, hitam
- Berdiameter 9 – 11mm
iii. Semi Static- Bagian dalamnya tidak dianyam rapat (seperti tali dinamik), bagian luarnya dianyam agak rapat ( seperti tali statik), sehingga daya lenturnya rendah tetapi mudah untuk dibuat simpul
- Umumnya digunakan pada teknik penyelamat (evacuate) dengan teknik menarik ke atas (hauling), Daya lenturnya yang rendah dimaksudkan agar mangsa tidak terlalu banyak mengalami goncangan.
- CORD / PRUSIK
Tali ini lebih d**enal dengan nama tali prusik, kerana sering digunakan untuk membuat simpul prusik. Bentuk dan sulamannya sama dengan tali kernmantle, cuma dengan diameter 3 -7 mm. Warna tali ini pada umumnya merupakan kombinasi beberapa warna.
- WEBBING
Tali yang berbentuk pipih (tape) dengan lebar 20 -2,5 mm. Jenis tali ini adalah tubular tape ( mempunyai rongga) dan non tubular tape. Berguna sebagai set up anchor, sling, sit harness dan sebagainya.
PILIHAN TALI- Standard (non-dry) Rope
Bentuk tali ini dari warna dan corak dari ujung satu sampai ujung satunya sama. Jenis tali ini mudah menyerap air.
- Dry Rope
Adalah jenis tali yang kalis air (waterproof). Umumnya digunakan untuk pemanjatan tebing ais (ice climbing). Air memang tidak berpengaruh pada kemampuan tali, namun akan menambah berat tali
- Bi-colour Rope
Tali ini sedikit unik, setengah panjangnya bercorak dan berwarna berbeza dari setengah panjangnya yang lain
- Half-n-half Rope
Pada tali ini terdapat tanda pada bagian tengahnya. Seiring penggunaannya tanda tersebut lama kelamaan akan hilang. Sangat penting mengetahuai bagian tengah tali, sehingga dalam suatu pemanjatan kita dapat menentukan apakah kita dapat meneruskankannya atau tidak
Dalam pembelian talipun kita harus bisa dapat memilihnya dengan baik dan disesuiakan dengan keperluan, ada beberapa perkaral yang mesti diperhatikan. Antara lain :
- Panjang Tali
- Fabric
- Diameter Tali
- Nombor siri dan tahun pembuatannya,
- International Standard
*************************************************************************************************************
PEMELIHARAAN TALI
Pentingnya tali sebagai bagian dari keselamatan kita, maka dapat dimengerti mengapa kita harus menjaga dan memelihara tali sebaik mungkin. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
- Hindari hujung tali yang terurai dengan memotongnya
- Jika harus memotong tali, buat simpul pada kedua bagian yang akan dipotong, sehingga antara bagian luar dan dalam tak bergeser.
- Tali yang baru dibeli dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan bahan kimia yang mungkin masih tersisa dari fabrik pembuatnya
- Pencucian tali yang baik dapat menyatukan bagian luar dan dalam
- Hindari tali dari lingkungan yang bersuhu 215° – 220°C
- Hindari tali dari bahan kimia
- Jangan duduk tali atau memijaknya
- Dalam pemakaian, minimumkan tali dari gesekan pada bebatuan atau pokok
- Hindari turun (descending) dengan cara melompat dan menghentak–hentak
- Bebaskan tali dari semua simpul dan gulung dengan baik
- Periksalah tali sebelum dipakai kembali
- Catitlah (log) penggunaan tali untuk mengetahui kiraan digunakan seperti tarikh pembelian, diameter, jenama, panjang, frekunsi pemakaian, impact force-nya (berapa kali tali menahan beban jatuh)
PENGGUNAAN TALI
Penggunaan tali (tanpa beban jatuh) tergantung dari
- Frekunsi pemakaian dan cara penanganannya
- Jenis batuan
- Berdasarkan pintalan tali
Tali yang disyorkan tidak dapat digunakan, bila :
- Rosak mekanism (tertimpa batu, terinjak crampon)
- Bagian luarnya (mantle) telah terurai
- Ada bagian yang keras pada bagian dalamannya
- Terkena bahan-bahan kimia
- Sesudah umurnya 5 -7 tahun meskipun tak terpakai
- Sudah mengalami beberapa kali impact force (menahan beban jatuh)
MENGGULUNG TALI
Pada saat disimpan atau dibawa, tali sebaiknya digulung (coiling). Cara umum menggulung tali adalah dengan cara Mountainerr’s Coil dan Butterfly Coil/ Pack Coil. Tetapi itupun juga tergantung situasi, keperluan dan kebiasaan orang terhadap cara menggulungnya. Mountainner’s Coil biasanya digulung kemudian dibawa dengan diselempangkan pada tubuh atau dimasukkan dalam ransel, sedang Butterfly Coil digulung, kemudian dibawa seakan–akan seperti ransel. Adapula teknik penggulungan lainnya, misalnya Chaining Coil digunakan untuk menggulung tali yang sangat panjang (100 – 200 m) terutama tali statik.
Tali adalah seutas serat, dipilin atau dianyam bersama untuk meningkatkan kekuatan bagi menarik dan menyambung. Ia mempunyai kekuatan tegangan tetapi terlalu lentur untuk memberikan kekuatan mampatan (contohnya, ia boleh digunakan bagi menarik, bukan menolak). Tali lebih tebal dan kukuh berbanding benang, atau akar.
Bahan yang biasa digunakan bagi menghasilkan tali termasuk serat semula jadi seperti gentian Manila, hem, linen, kapas, sabut, jut dan sisal. Serat buatan dalam penghasilan tali termasuklah polipropilena, nilon, poliester (contoh. PET, Vectran), polietilena (contoh. Spectra) dan Aramid (contoh. Twaron, Technora dan Kevlar). Sesetengah tali dihasilkan melalui campuran beberapa serat atau menggunakan serat ko-polimer. Tali juga boleh dibuat dari serat logam. Selain itu, tali juga telah dihasilkan dari bahan berserat seperti sutera, bulu biri-biri, dan rambut, tetapi tali sedemikian tidak didapati secara meluas. Rayon merupakan serat dikitar yang digunakan bagi menghasilkan tali hiasan.
Tali adalah amat penting dalam bidang seperti pembinaan, pelautan, pengembaraan, sukan dan perhubungan dan semenjak zaman prasejarah lagi. Untuk mengikat tali, sejumlah besar simpulan telah direka bagi pelbagai kegunaan. Takal telah digunakan bagi mengarah kuasa tarikan ke arah lain, dan mungkin telah digunakan bagi mencipta kelebihan mekanikal, membenarkan beberapa utas tali bagi berkongsi beban dan menggandakan kekuatan yang diberikan pada hujungnya. Win dan kapstan pula merupakan mesin yang direka untuk menarik tali.
Tali merupakan peralatan dasar dan tak terpisahkan dalam berbagai kegiatan mountaineering, baik yang tak mempunyai risiko tinggi seperti berkemah atau mendaki gunung, sampai kegiatan yang menuntut tingkat keselamatan (safety procedure) seperti panjat tebing, explorasi gua, merintasi sungai atau olahraga lainnya. Dalam banyak hal nyawa kita akan sangat tergantung dari cara kita merawat dan menggunakan tali. Tali tidak bekerja sendiri dalam melindungi dan memberikan rasa selamat (safety) kepada kita dalam melakukan suatu kegiatan, tetapi merupakan mata rantai dalam rangkaian keselamatan bagi kita. Mata rantai lainnya adalah simpul, carabineer, harness, alat belaying dan sebagainya.
JENIS TALI
1.Serat Alam
Dibuat dari bahan yang diperoleh dari alam, seperti serat tumbuhan, daun atau kulit kayu. Jenis tali ini sudah jarang digunakan oleh penggiat alam. Contoh jenis tali ini antara lain Abaca (serat manila)
2.Serat Buatan
- BRAID ROPE
Umumnya dibuat dari pilinan tiga tali yang merupakan hasil pilinan pula
Kelebihannya :
- Tahan terhahadap hakisan atau haus
-Mempunyai daya lentur (elastic)yang tinggi (sekitar 40%)
-Dalam keadaan darurat tali ini dapat diurai menjadi tiga bagian, yang bila disambung dapat menjadi tiga kali panjang semula
Kekurangannya:
-Setelah pemakain yang cukup lama, cenderung menjadi kaku
-Mudah melintir bila dipakai untuk descending mempergunakan alat (descend)
-Debu dan kerikil halus mudah melekat pada tali, sehingga dapat juga merosak alat
lainnya
- KERNMANTLE
Adalah jenis tali yang dibuat dari bahan Nylon, terdiri dari dua bagian, bagian dalam (core) disebut kern dan bagian luar disebut mantle, dan berfungsi melindungi tali bagian dalam. Jenis tali ini dinamakan Kernmatle. Umum yang dipakai berdiameter 7,6 mm – 11 mm.
a.Jenis Kernmantle
i. Dinamik
Jenis tali ini akan meregang beberapa peratus apabila dibebani (misal; 6,5 ٪ pada beban lurus seberat 80 kg). tali ini dibuat degan kelenturan yang cukup tinggi untuk menahan hentakan sekaligus meminimumkan kecederaan. Bayangkan bila anda jatuh 20 kaki saat memanjat meggunakan tali tanpa daya lentur, pasti tulang belakang anda patah. Penggunaan utama tali dinamik adalah untuk memanjat (lead climbing). Walapun ini bisa digunakan untuk rappelling, top rope and hauling (mengangkat barang) tetapi akan cepat merosak tali.
- Bahagian dalamannya dianyam, bagian luarnya dianyam cukup renggang, sehinggan mempunyai daya lentur (yoyo effect) cukup tinggi (25 %)
- Kekutatan tali bergantung dari diameternya dan beban pemakainnya
- Umumnya digunakan sebgai tali panjat atau backup belay
- Umumnya berwarna cerah dan bercorak
- Untuk pemakai satu tali (Single Rope Tehnique) berdiameter 9,4 – 11mm, pemakaian dua tali 8,1 – 9,1 mm dan pemakaian rangkap dua 7,6 – 9,1 mm.
Selain itu, kita juga harus mengetahui beberapa hal yang amat penting. yaitu ;
- Kiraan Impact Force (tested by UIAA)
- Jumlah Fall Rating. Fall Rating adalah batasan berapa kali tali menahan beban jatuh. Standard UIAA adalah 5, tetapi banyak jenis tali yang mempunyai fall rating antara 10-12. Adalah penting mendata setiap kali tali menahan beban jatuh.
- Jumlah Bobbin nya (jumlah tali yang telah disulam pada bagian dalamanya)
-Jenis dan diameter tali
Jenis dan diameter tali juga berkaitan dengan kegiatan yang kita lakukan, namun diameter suatu tali bukanlah ukuran kekuatan tali tersebut, lebih kecil diameternya,maka akan lebih ringan. Umumnya tali yang ringan amat berguna apabila melakukan pemanjatan yang sukar dengan route yang tinggi.
Single Rope, dipakai secara tunggal. Dalam teknik belaying, umumnya belayer akan memakai alat belaying untuk satu tali (Single Rope Technique). Diameter bermula dari 9,4 mm –11 mm.
Half / Double Rope. Dua tali berbeza dengan diameter sama dimana satu utas tali dikaitkan secara terpisah pada runners yang berlawanan, ini bertujuan agar salah satu tali berfungsi sebagai back-up, jika tali satunya gagal berfungsi dengan sempurna. Tali ini digunakan untuk route dimana posisi hanger/runners longgar, kurang selamat, route yang berbahaya, atau jenis batuan yang tajam. Berdiameter 8,1 – 9,1 mm
Twin Rope. Dua tali yang berbeza dengan diameter sama. Dipakai dengan dikaitkan pada runners secara ganda. Umumnya digunakan pada ekspedisi pemanjatan dengan route yang cukup tinggi atau panjang (multi picth climbing). Berdiameter mulai 7,6 mm – 9,1 mm
ii. Statik
Tali statik mempunyai daya lentur yang sangat kecil, tidak banyak meregang apabila dibebani. Jenis tali ini tidak boleh untuk keselesaan pemanjat (lead climbing). Penggunaan utamanya adalah untuk teknik rappelling/abseiling, jummaring/ jugging, ataupun hauling.
- Bagian dalamnya tidak dianyam, bagian luar rapat, sehingga daya elasticnya kecil (10 %)
- Kuat, untuk batas tertentu sesuai dengan petunjuk penggunaan,
- Biasanya digunakan untuk rapplling, jummaring dan hauling.
- Umumnya berwarna dasar putih, hitam
- Berdiameter 9 – 11mm
iii. Semi Static- Bagian dalamnya tidak dianyam rapat (seperti tali dinamik), bagian luarnya dianyam agak rapat ( seperti tali statik), sehingga daya lenturnya rendah tetapi mudah untuk dibuat simpul
- Umumnya digunakan pada teknik penyelamat (evacuate) dengan teknik menarik ke atas (hauling), Daya lenturnya yang rendah dimaksudkan agar mangsa tidak terlalu banyak mengalami goncangan.
- CORD / PRUSIK
Tali ini lebih d**enal dengan nama tali prusik, kerana sering digunakan untuk membuat simpul prusik. Bentuk dan sulamannya sama dengan tali kernmantle, cuma dengan diameter 3 -7 mm. Warna tali ini pada umumnya merupakan kombinasi beberapa warna.
- WEBBING
Tali yang berbentuk pipih (tape) dengan lebar 20 -2,5 mm. Jenis tali ini adalah tubular tape ( mempunyai rongga) dan non tubular tape. Berguna sebagai set up anchor, sling, sit harness dan sebagainya.
PILIHAN TALI- Standard (non-dry) Rope
Bentuk tali ini dari warna dan corak dari ujung satu sampai ujung satunya sama. Jenis tali ini mudah menyerap air.
- Dry Rope
Adalah jenis tali yang kalis air (waterproof). Umumnya digunakan untuk pemanjatan tebing ais (ice climbing). Air memang tidak berpengaruh pada kemampuan tali, namun akan menambah berat tali
- Bi-colour Rope
Tali ini sedikit unik, setengah panjangnya bercorak dan berwarna berbeza dari setengah panjangnya yang lain
- Half-n-half Rope
Pada tali ini terdapat tanda pada bagian tengahnya. Seiring penggunaannya tanda tersebut lama kelamaan akan hilang. Sangat penting mengetahuai bagian tengah tali, sehingga dalam suatu pemanjatan kita dapat menentukan apakah kita dapat meneruskankannya atau tidak
Dalam pembelian talipun kita harus bisa dapat memilihnya dengan baik dan disesuiakan dengan keperluan, ada beberapa perkaral yang mesti diperhatikan. Antara lain :
- Panjang Tali
- Fabric
- Diameter Tali
- Nombor siri dan tahun pembuatannya,
- International Standard
*************************************************************************************************************
PEMELIHARAAN TALI
Pentingnya tali sebagai bagian dari keselamatan kita, maka dapat dimengerti mengapa kita harus menjaga dan memelihara tali sebaik mungkin. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :
- Hindari hujung tali yang terurai dengan memotongnya
- Jika harus memotong tali, buat simpul pada kedua bagian yang akan dipotong, sehingga antara bagian luar dan dalam tak bergeser.
- Tali yang baru dibeli dicuci terlebih dahulu untuk menghilangkan bahan kimia yang mungkin masih tersisa dari fabrik pembuatnya
- Pencucian tali yang baik dapat menyatukan bagian luar dan dalam
- Hindari tali dari lingkungan yang bersuhu 215° – 220°C
- Hindari tali dari bahan kimia
- Jangan duduk tali atau memijaknya
- Dalam pemakaian, minimumkan tali dari gesekan pada bebatuan atau pokok
- Hindari turun (descending) dengan cara melompat dan menghentak–hentak
- Bebaskan tali dari semua simpul dan gulung dengan baik
- Periksalah tali sebelum dipakai kembali
- Catitlah (log) penggunaan tali untuk mengetahui kiraan digunakan seperti tarikh pembelian, diameter, jenama, panjang, frekunsi pemakaian, impact force-nya (berapa kali tali menahan beban jatuh)
PENGGUNAAN TALI
Penggunaan tali (tanpa beban jatuh) tergantung dari
- Frekunsi pemakaian dan cara penanganannya
- Jenis batuan
- Berdasarkan pintalan tali
Tali yang disyorkan tidak dapat digunakan, bila :
- Rosak mekanism (tertimpa batu, terinjak crampon)
- Bagian luarnya (mantle) telah terurai
- Ada bagian yang keras pada bagian dalamannya
- Terkena bahan-bahan kimia
- Sesudah umurnya 5 -7 tahun meskipun tak terpakai
- Sudah mengalami beberapa kali impact force (menahan beban jatuh)
MENGGULUNG TALI
Pada saat disimpan atau dibawa, tali sebaiknya digulung (coiling). Cara umum menggulung tali adalah dengan cara Mountainerr’s Coil dan Butterfly Coil/ Pack Coil. Tetapi itupun juga tergantung situasi, keperluan dan kebiasaan orang terhadap cara menggulungnya. Mountainner’s Coil biasanya digulung kemudian dibawa dengan diselempangkan pada tubuh atau dimasukkan dalam ransel, sedang Butterfly Coil digulung, kemudian dibawa seakan–akan seperti ransel. Adapula teknik penggulungan lainnya, misalnya Chaining Coil digunakan untuk menggulung tali yang sangat panjang (100 – 200 m) terutama tali statik.